Rabu, 27 Oktober 2010

Mereka juga punya masa depan dan hari bahagia

         Terlahir menjadi difabel atau  ”different ability” bukan berarti sebuah akhir dari perjalanan. Anak-anak itu mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya, berhak tertawa kala gembira, berhak menagis kala bersedih, berhak bermanja-manja dengan ayah bundanya, berhak punya cita-cita, dan tentu saja berhak memiliki masa depan dan kehidupan yang lebih baik.
           Penanganan yang tepat sesuai  dengan jenis dan tingkat ketunaan tentunya menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan metode pendampingan yang akan kita berikan pada masa pertumbuhannya. Mulai
kapan kita harus memperhatikan pendidikannya serta tumbuh kembangnya tentu tak jauh beda dengan anak-anak yang lain. Hanya saja untuk anak-anak autis dan tuna grahita tentunya kecepatan proses pembelajarannya tak bisa disamakan dengan anak-anak yang memiliki IQ diatas normal. Namun tak sepantasnya hanya karena memiliki  keterbatasan IQ  kemudian kita memutuskan bahwa mereka tak mampu di didik. Untuk para pendamping anak autis dan tuna grahita, mari kita kenali tingkat ketunaan putra-putri atau anak didik kita dan tentunya mari kita amati serta arahkan sejak dini kearah mana minat dan bakat putra-putri kita sehingga kita akan lebih terarah dalam membentuk masa depan putra-putri kita. Mari kita yakini bersama bahwa dengan penanganan yang tepat mereka akan dapat mandiri dalam ukuran mereka. Dan tentu sebagai manusia kita hanya bisa berusaha, dan tentang hasil akhir tentunya itu akan menjadi rahasia Tuhan. Namun tentu Tuhan akan senantiasa melihat seberapa serius usaha kita dan seberapa besar ketaatan kita padaNya, ketika usaha dan doa sudah kita maksimalkan maka yang terakhir adalah bertawakal padaNya..

Tulisan ini tentu jauh dari sempurna
Jika ada yang berkenan untuk menyempurnakan dipersilahkan melalui komentarnya
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar